JALAN PAGI KE PUNCAK
Nikmatnya memacu mini di tol Jagorawi di Minggu pagi 25 Maret 2007 dan menghirup sejuknya udara di Puncak, Bogor.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Blog situs ini merupakan bagian dari situs Jakarta Morris Club, http://www.jmc.or.id
Krisis Suez yang terjadi pada akhir tahun 1950-an memaksa pemberlakuan penjatahan BBM bagi negara-negara Eropa, termasuk Inggris Raya. Untuk mengatasi hal ini, grup British Motor Corporation (
Maka, pimpinan
Austin Mini Se7en dan Morris Mini-Minor merupakan nama awal dari mobil tersebut. Setelah tahun 1969, nama pabrikan
Selain model sedan, terdapat pula varian-varian dari mobil dengan panjang 3 meter tersebut, antara lain: Mini Van, Mini Pick-up, Mini Moke (yang berbentuk mirip jeep) dan Mini Clubman (dengan bentuk hidung yang kotak). Tapi yang paling terkenal mungkin adalah Mini Cooper (mobil langganan pemenang rally
Mini mengubah paradigma perancangan mobil kecil di seluruh dunia. Tata mesin melintang dengan penggerak roda depan hingga saat itu belum pernah dipakai pabrikan mobil manapun. Posisi ke-empat rodanya memungkinkan pengendaraan yang sangat lincah dan gampang dikendalikan. Tidak heran, mobil ini mampu memenangkan Rally Monte Carlo tahun 1964, 1965 dan 1967, dan selalu masuk tiga teratas dari tahun 1964 sampai 1968.. Dapat dikatakan, apabila melihat mobil sedan mini atau city car masa kini dengan mesin melintang dan berpenggerak roda depan, maka hal tersebut merupakan pengaruh dari mini.
Setelah berproduksi selama 42 tahun, mini akhirnya menghentikan pembuatannya pada tahun 2001, digantikan dengan new Mini hasil desain tim BMW (yang menguasai saham Rover). Jumlah total produksi mini adalah sekitar 5,5 juta mobil, menjadikannya mobil Inggris terlaris sepanjang sejarah. Pada tahun 2001, majalah Autocar menganugerahinya predikat mobil paling berpengaruh abad 20, mengalahkan Ford t dan VW Beetle.
Seiring berjalannya waktu, Mini pun mengalami perbaikan-perbaikan desain. Jendela geser digantikan dengan jendela wind-up. Mesin 850cc digantikan dengan 1000cc, yang kemudian diganti lagi dengan mesin 1275cc. Karburator digantikan dengan injection. Standarisasi disc-brake. Hebatnya, bentuk dasar mini nyaris tidak berubah. Jika dibandingkan antara mini keluaran tahun 1959 dengan mini keluaran tahun 2000, hampir tidak ada perubahan mencolok.
Morris di Indonesia.
Di Indonesia, Mini (yang lebih dikenal hanya sebagai “Morris”) mulai menggaung namanya pada dekade 70an sebagai mobil kecil yang kenceng, mampu menjuarai turnamen-turnamen di arena balap Ancol, yang dikendarai oleh Hengki Irawan (1967-1968) dan Karsono (1968-1978).
Importir PT Java Motors memasukkan Mini dengan tipe CKD (dalam bentuk kit, langsung dari Inggris) dan dirakit oleh PT National Assemblers yang berpusat di Medan sejak pertengahan 70an tadi hingga 1979 meskipun terdapat pula Mini tahun 60an (atau bahkan lebih dahulu lagi) yang masuk ke Indonesia melalui importir individu, dan biasanya dalam keadaan
Pada tanggal 29 Agustus 1993, didirikanlah Jakarta Morris Club (JMC) oleh para pemilik mobil Morris pada saat melakukan touring ke Ciater, Jawa Barat, yang bertujuan untuk melestarikan keberadaan mobil-mobil tersebut. Pemilihan nama Morris dan bukan Mini merupakan kesengajaan agar bukan hanya pemilik Mini yang dapat bergabung, tapi juga pemilik mobil dari merk Morris seperti Morris Minor atau Morris 1100/1300.
Terbatasnya jumlah mobil, suku cadang yang agak susah didapat, kekhawatiran mogok di jalan; kesemuanya ternyata tidak mampu meyurutkan semangat anggota JMC dalam memiliki Morrisnya, dan berkumpul serta bersilaturahmi bersama-sama para pemilik dan penggemarnya. Perjalanan jauh ke luar kota sudah sering dilaksanakan, seperti ke Lampung, Anyer, Jatiluhur, Bandung, Garut, bahkan beberapa diantaranya sudah dibawa dalam perjalanan rally dan touring ke Solo, Blitar dan Bali.
Dalam sejarahnya, Mini telah berganti-ganti nama pabrikan: